Senin, 03 Juni 2013

Cara Memotret Menggunakan Slow Shutter Speed

Cara Memotret Menggunakan Slow Shutter Speed

Teknik Fotografi - Kali ini InFotografi akan membahas tip sederhana tentang bagaimana memotret menggunakan Shutter Speed rendah tanpa lensa yang dilengkapi dengan fitur Image-Stabilized (IS atau VR), tip ini juga berguna bagi kalian yang memiliki lensa yang dilengkapi dengan IS/VR dan mencoba untuk menerobos batas kestabilan saat memegang kamera.


Little Low-Light Monsters (D800 @ ISO 25,600)


Pasang kamera kalian pada mode Burst, lakukan framing, posisikan tubuh dengan benar dan kemudian tekan tombol Shutter dengan lembut. Jangan lepaskan tombol shutter sampai kamera kalian memotret sebanyak 3-5 jepretan. Satu keuntungan yang bisa kita ambil dengan cara ini adalah, bahwa ketika kita sampai kerumah dan mereview foto-foto tersebut, akan ada satu gambar atau foto yang jauh lebih tajam dari yang lain, hapus foto yang blur dan simpan foto terbaik menurut kalian.

Jika Sobat memotret menggunakan format JPG, dan ingin mengetahui dengan cepat mana foto yang paling tajam, maka Sobat cukup melihat ukuran file foto tersebut. Foto dengan ukuran file terbesar hampir selalu merupakan foto paling tajam. Hal ini dikarenakan oleh algoritma dari JPG itu sendiri dalam menyimpan detal foto. Semakin tajam gambar, maka semakin baik detail yang ada, dan juga algoritma dari JPG mampu melakukan kompresi pada gambar. Ini mengapa ISO tinggi pada JPG lebih besar dari JPG dengan ISO rendah pada kondisi pemotretan yang sama. Noise yang lebih tinggi pada sebuah gambar menambahkan banyak detail, sehingga gambar tidak dapat dikompresi lebih banyak lagi.

Sobat perlu mengetahui bahwa teknik ini sama halnya dengan fungsi fitur IS atau VR yang hanya membantu dalam meminimalkan dampak dari getaran kamera atau "camera shake". Memotret obyek gerak dengan menggunakan Slow Shutter Speed masih akan menghasilkan foto dengan motion blur.

Cara Membuat Foto Blur Pada Obyek Gerak

Cara Membuat Foto Blur Pada Obyek Gerak


Teknik Fotografi - Menangkap atau merekam gerakan dalam sebuah gambar merupakan satu hal yang menjadi pemikiran banyak fotografer ketika mereka memotret event olah raga atau obyek gerak cepat yang lain. Sport Photography memang menawarkan peluang untuk memotret gerakan dari pesertanya, dan hampir dari semua tipe fotografi bisa memanfaatkan keuntungan dari penekanan gerakan dalam sebuah foto, bahkan ketika gerakan tersebut sangat kecil ataupun lambat. berikut ini adalah beberapa tips untuk menangkap atau merekam sebuah gerakan obyek:

The Ferris Wheel

1. Perlambat Shutter Speed
Alasan sederhana terjadinya blur pada foto obyek gerak adalah shutter kamera terbuka cukup lama sehingga sensor gambar di dalam kamera bisa 'melihat' gerakan dari subyek foto tersebut, jadi tip nomor Satu untuk menangkap gerakan dalam sebuah foto adalah dengan memilih Shutter Speed yang lebih lama. 

Jika Shutter Speed yang Sobat gunakan cepat (contoh: 1/4000 detik) maka tidak cukup lambat untuk melihat gerakan obyek (kecuali subyek bergerak sangat cepat), tetapi tidak jika Sobat menggunakan Shutter Speed lambat (contoh: 5 detik) maka tidak membutuhkan subyek untuk bergerak banyak guna menangkap gerakan mereka.
Berapa lama seharusnya Shutter Speed yang digunakan? - Untuk menjawab pertanyaan ini tentu tergantung pada kecepatan subyek itu bergerak. Seekor siput yang bergerak dan sebuah motor balap yang melaju, akan memberikan hasil yang berbeda jika menggunakan pengaturan Shutter Speed yang sama. Faktor lain yang berperan dalam penentuan lamanya Shutter Speed, adalah banyaknya cahaya yang ada pada saat pemotretan. Shutter Speed lambat berarti membiarkan cahaya lebih untuk masuk ke dalam kamera dan mengarah pada resiko gambar yang over-eksposure. Kita akan membahas beberapa cara dibawah ini, bagaimana hanya membolehkan sedikit cahaya yang masuk dan memberi pilihan pada Sobat untuk menggunakan Shutter Speed lambat.

Jadi Tidak ada jawaban atas pertanyaan 'berapa lama seharusnya shutter speed yang digunakan untuk menangkap blur gerakan dalam sebuah foto?', karena memang sangat beragam tergantung pada kecepatan subyek, tingkat blur yang Sobat inginkan, dan bagaimana cahaya yang menerangi subyek tersebut. Kuncinya adalah melakukan eksperimen dan fotografi digital tepat untuk melakukan percobaan secara terus menerus sampai memberikan hasil yang Sobat inginkan.

2. Buat Kamera jauh dari potensi guncangan.
Ada Dua cara untuk mendapatkan gerakan blur di dalam foto kalian, membuat subyek Sobat bergerak atau kamera kalian yang bergerak (atau keduanya). Pada pembahasan tentang Shutter Speed yang lalu kita sudah banyak membahas tentang obyek gerak.

Pada tipe pemotretan seperti ini, Sobat sebisa mungkin menjaga kamera tetap diam, jika tidak maka akan terlihat seperti semua yang ada di dalam frame tampak bergerak yang diakibatkan oleh penggunaan shutter speed yang lama. Pastikan kamera kalian jauh dari potensi guncangan, entah itu dengan menggunakan Tripod atau meletakkannya di atas benda yang kokoh.

3. Mode Shutter Priority
Salah satu pengaturan yang paling penting dalam dunia fotografi yang menekankan pada gerakan adalah Shutter Speed. Perubahan sekecil apapun akan memberikan dampak yang besar pada hasil foto kalian, jadi setidaknya Sobat harus memilih mode pemotretan yang memberikan kalian kendali penuh.

Pernyataan diatas berarti menggunakan pengaturan kamera pada mode Manual atau Shutter Priority. Mode Shutter Priority merupakan pengaturan yang memperbolehkan kalian untuk mengatur Shutter Speed dan kamera memilih pengaturan yang lain secara otomatis seperti Aperture guna mendapatkan Exposure yang pas. Mode pemotretan ini akan sangat mempermudah kalian untuk mendapatkan efek gerakan yang ingin didapatkan, dan tentunya dengan hasil eksposure yang tepat. Alternatif lain adalah dengan menggunakan mode pangaturan kamera secara Manual. Sobat bisa memilih mode Manual jika kalian yakin bisa mengatur keseimbangan Apertura atau Shutter Speed.

BAGAIMANA MENYEIMBANGKAN SHUTTER SPEED LAMBAT KETIKA ADA TERLALU BANYAK CAHAYA?


Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa salah satu dampak dari penggunaan waktu eksposure yang lama (Shutter Speed lambat) adalah akan ada lebih banyak cahaya yang masuk ke dalam kamera kalian. Selama Sobat tidak melakukan 'Compensation' atau penyeimbangan maka hal ni akan mengarah pada hasil yang Over Exposure.

Dibawah ini adalah Tiga metode yang bisa dilakukan untuk melakukan penyeimbangan atau compensation, sebenarnya masih ada cara ke Empat, yaitu dengan menunggu cahaya tersebut berubah (menunggu lebih gelap), ini kenapa banyak foto-foto blur diambil pada saat subuh atau senja hari.

1. Aperture kecil
Pertanyaannya adalah, bagaimana mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera untuk menyeimbangkan dampak dari Shutter Speed yang lama? Bagaimana dengan merubah ukuran lubang tempat cahaya masuk. Teknik ini dikenal dengan merubah pengaturan Aperture pada kamera. 

Jika Sobat memotret dengan menggunakan mode Shutter Priority maka kamera akan melakukannya bagi kalian secara otomatis, tetapi jika Sobat menggunakan mode Manual, maka kalian harus mengurangi jumlah Aperture terhadap jumlah perubahan pada pengaturan Shutter Speed. Bingung? tidak serumit yang Sobat bayangkan, karena pengaturan Shutter Speed dan Aperture diorganisir menggunakan istilah 'stop'. Mengurangi Shutter Speed sebanya Satu 'stop' berarti Sobat menggandakan jumlah waktu shutter tersebut terbuka. (contoh dari 1/250 ke 1/125). Hal yang sama berlaku pada pengaturan Aperture, Mengurangi Aperture sebanyak Satu 'stop', berarti mengurangi ukuran bukaan shutter sebanyak 50%. Disinilah kabar bagusnya, karena penyesuaian sebanya Satu Stop di salah satu elemen (shutter/aperture), berarti Sobat harus melakukan penyesuaian lain sebanyak Satu stop juga, dan Sobat masih akan mendapatkan exposure yang tepat.

2. Kurangi Jumlah ISO
Cara lain untuk melakukan penyeimbangan pada kondisi banyak cahaya dan ingin mendapatkan shutter speed lama, adalah dengan penyesuaian pada pengaturan ISO pada kamera digital kalian. ISO memberikan dampak pada kesensitifan sensor gambar dari kamera digital. Angka atau bilangan yang lebih besar akan membuat sensor lebih sensitif terhadap cahaya, dan sebaliknya bilangan lebih renda akan membuat sensor menjadi kurang peka. Gunakan angka pengaturan rendah dan Sobat akan bisa menggunakan Shutter Speed yang lebih lama.

3. Cobalah Menggunakan Filter Neutral Density (ND)
Fungsi dari filter ini adalah mengurang cahaya yang masuk ke dalam lensa, dan itu pasti memberikan kemudahan bagi kalian untuk menggunakan shutter speed yang lebih lambat. Penggunaan Filter ini bisa dikatakan semacam memposisikan kacamata hitam didepan kamera kalian (bahkan beberapa fotografer melakukan ini jika tidak memiliki ND filter).

Pada pemotretan Landscape dan menginginkan Shutter Speed yang lebih lambat, jika pada kondisi matahari cerah maka tentu akan menghasilkan gambar yang Over Exposure. Sebuah filter ND akan sangat membantu dalam hal memperlambat Shutter Speed, tetapi tetap menghasilkan foto yang memiliki exposure yang tepat.

Jenis filter lain yang memiliki dampak mirip dengan ND adalah filter Polarizing, tetapi yang perlu diingat adalah filter Polarizer tidak hanya mengurangi jumlah cahaya, tetapi mereka juga memberikan dampak pada warna foto (menghilangakan efek refleksi dan merubah warna langit).

Cara Memotret Light Trail

Cara Memotret Light Trail


Tips Fotografi - Memotret Light Trail merupakan salah satu jenis foto yang banyak diminati banyak orang, bahkan seseorang yang sedang memulai fotografi pasti bertanya-tanya bagaimana merekam untaian warna-warni lampu tersebut. Memotret Light trail juga menjadi populer di banyak kalangan fotografer, dan bisa menjadi bahan belajar fotografi, terutama bagi mereka yang ingin mengeksplorasi kamera mereka menggunakan mode pemotretanManual serta bereksperimen menggunakan Long Exposure di kondisi Low Light atau rendah cahaya.

No NFL in LA


PERALATAN APA AJA SIH YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMOTRET LIGHT TRAIL?


Tidak ada tipe kamera atau perangkat fotografi tertentu untuk mengambil foto Light Trail, tetapi setidaknya Sobat harus memiliki sebuah kamera yang memungkinkan kalian untuk mengatur Exposure. Sobat harus bisa memilih Shutter Speed lambat. Hal ini berarti Sobat membutuhkan kamera yang memiliki kemampuan untuk memotret menggunakan mode Manual atau mode Shutter Priority.

Memotret menggunakan tangan kosong pasti akan terasa sedikit susah untuk menghindari camera shake, untuk itu Sobat pasti membutuhkan sebuah Tripod untuk memotret menggunakan Shutter Speed lambat.

Perangkat fotografi lain yang bisa menjadi pilihan untuk digunakan adalah Lens Hood. Lens Hood berguna untuk menghindari flare yang diakibatkan oleh cahaya disekitar kita. Kabel Remote Shutter Release atau Wireless Remote Controll juga akan sangat membantu menghindari kamera shake. Setelah semua sudah siap tinggal melengkapi diri kita dengan kesabaran serta baju hangat.

PRINSIP MEMOTRET LIGHT TRAIL:


Prinsip dasar dalam memotret Light Trail sederhana, Sobat tinggal menemukan tempat atau lokasi dimana kalian bisa melihat lampu-lampu kendaraan berlalu-lalang, pasang kamera serta tripod, atur kamera ke pengaturan shutter speed lambat, dan ambil gambar kendaraan atau mobil untuk membuat Light Trail yang indah. Aplikasi memang tidak semudah apa yang kami tulis, tapi yang pasti adalah Penggunaan Shutter Speed lambat memungkinkan kita untuk merekam jejak cahaya yang ditinggalkan oleh kendaraan.

Thunder God
Tulisan ini hanya tips bagaimana menghasilkan foto Light Trails, pada prakteknya Sobat butuh untuk bereksperimen secara terus menerus. Kita memotret di era digital dimana kemudahan aktifitas fotografi telah memanjakan kita, banyak-banyak lah memotret light trail dan review hasil foto-foto tersebut baik menggunakan LCD di kamera atau pada PC Desktop.

SAAT PEMOTRETAN LIGHT TRAIL:


Memotret Light Trail bukanlah satu hal yang sulit untuk dilakukan, Sobat cukup menemukan tempat atau jalan yang dilewati oleh kendaraan di senja atau malam hari. Pertibangkan timing serta framing foto kalian untuk menghasilkan foto yang bisa menarik perhatian. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kalian lakukan:

  • Timing - Kebanyakan foto-foto Light Trail diambil di malam hari, tetapi waktu lain yang menarik untuk memotret Light Trail adalah pada saat senja, tepat sebelum dan sesudah matahari terbenam. Senja hari tidak hanya menawarkan  cahaya kendaraan, tetapi juga ambient light atau cahaya hangat berwarna oranye kemerahan yang bisa mendramatisir hasil foto-foto Light Trail kalian.
  • Prespektif - Memotretlah dengan menggunakan prespektif yang sedikit kreatif, memetret dengan angle rendah atau mencari tempat tinggi dan memotret ke arah bawah bisa menciptakan angle yang tidak biasa.
  • Lokasi - memang lokasi yang tepat adalah di dekat atau pinggir jalan, tapi cobalah melihat lingkungan sekitar cari apa yang bisa menarik perhatian, seperti gedung yang masih masih nyala lampunya sementara yang lain sudah gelap, atau bundaran dimana light trail bisa membentuk lingkaran dan lain-lain.
  • Framing - Komposisi dasar fotografi bisa diaplikasikan dalam memotret light trails, foto atau gambar memerlukan sebuah Point of Interest. Rule of Thirds bisa efektif diaplikasikan, arahkan mata di dalam gambar menggunakan garis.

PENGATURAN KAMERA:


Biasanya Memotret Light Trail bisa dilakukan dengan Shutter Speed antara 10 sampai 20 detik, karena dengan bentangan waktu itu akan memberi waktu bagi kendaraan memenuhi frame kita, dan gunakan Aperture di diatas f/8.

Pengaturan diatas bisa Sobat coba sebagai pengaturan awal dan ambil beberapa foto untuk pengujian, dan lihat bagaimana Exposure yang dihasilkan. Apakah foto yang dihasilkan Underexposure atau Overexposure dan apakah Shutter Speed yang digunakan cukup bagi kendaraan untuk mengisi frame.

St Paul's Cathedral colour stream

Jika foto kalian overexposed, maka perkecil Aperture kalian dengan memperbesar bilangan F Stop, atau jika foto kalian terasa underexposed maka perbesar Aperture dengan memperkecil bilangan F Stop. Jika Sobat ingin cahaya kendaraan menginggalkan jejak lebih jauh di dalam frama, maka gunakan shutter speed yang lebih lama, dan begitu juga kebalikannya.

Harap diingat bahwa Aperture berdampak pada Depth of Field atau Ruang Tajam, jika Sobat butuh untuk menggunakan Aperture lebih lebar berarti kalian mengurangi Ruang Tajam dan membuat elemen-elemen foto lebih banyak yang kurang fokus.
  • Histogram - Sumber cahaya di sekeliling kalian bisa mengakibatkan foto kalian menjadi wash out atau terlalu terang. Sumber cahaya itu bisa berasal dari lampu kota, lampu sorot gedung dan lain-lain. Cahaya yang terlampau terang bisa manjadi distraction bagi foto kalian dan membuat mata penikmat foto teralih menuju cahaya tersebut. Salah satu cara untuk memeriksa apakah foto kalian overexposed adalah menggunakan Histogram, jika ada area di dalam foto yang terlampau terang maka kalian akan mendapati grafik Histogram yang cenderung tinggi. 
  • Gunakan ISO rendah - menggunakan ISO rendah akan memberikan noise yang minimal pada foto kalian.
  • Gunakan Format RAW - Format ini memungkinkan kalian memiliki keleluasaan ketika paska pemotretan, terutama pada editing white balance. kenapa white balance? karena seperti kita ketahui memotret kota dimalam hari akan ada banyak cahaya berbeda di yang dominan.
  • Manual Focus - pada kondisi rendah cahaya pasti akan terasa sulit menemukan fokus. Gunakan manual fokus dan pastikan Sobat fokuskan pada bagian gambar yang kuat secara visual

MENGGUNAKAN MODE BULB

Kamera digital saat ini sudah banyak yang dilengkapi dengan fitur BULB. Mode ini memungkinkan seorang fotografer untuk tetap membuka shutter selama yang dia inginkan. Fitur ini bisa sangat membantu pada pemotretan menggunakan long exposure. Gunakan  Remote Shutter Release jika Sobat ingin menggunakan fitur ini. Baca kembali buku manual kamera kalian untuk mencari tahu bagaimana menggunakan fitur ini pada kamera kalian.

Jangan tinggalikan 3 Perangkat ini Saat Foto menggunakan Flash!!!!!

Jangan tinggalikan 3 Perangkat ini Saat Foto menggunakan Flash!!!!!

Tips Fotografi - Flash Photography bisa dikatakan sebuah bidang fotografi yang menyenangkan, mengingat kita bisa mengambil foto di berbagai karakter tempat, tetapi ada beberapa potensi masalah yang bisa saja timbul dalam flash photography dan diantaranya adalah:
    Owl Child

    1.  Timbulnya bayangan yang terlalu kuat di belakang subyek.
    2. Subyek menjadi overexposed dan tidak tampak natural.

    FLASH DIFFUSER:


    Ada banyak teknik fotografi yang bisa digunakan untuk mengatas masalah diatas, dan salah satunya adalah dengan "Bounce Flash" (memantulkan cahaya flash ke permukaan dinding atau langit), mengontrol output flash itu sendiri, tetapi teknik yang paling sederhana adalah dengan menggunakan diffuser. Flash Diffuser membuat output cahaya yang berasal dari flash menjadi lebih lembut.


    Diffuser bisa membantu mengeliminasi cahaya kuat serta bayangan dan tentu foto akan lebih terlihat natural. Diffuser yang beredar di pasaran bisa beragam ukuran dan bentuknya, tergantung dari tipe serta model flash yang Sobat gunakan.


    Beberapa Flash telah menyertakan diffuser secara default (seperti contoh diatas : Canon Speedlight, gambar kiri adalah posisi flash tanpa diffuser dan sebelah kanan adalah flash yang menggunakan diffuser). Model flash lainnya terkadang tidak menyertakan fitur ini, tetapi Sobat bisa berinisiatif menambahkannya external diffuser sendiri.

    FLASH REFLECTOR

    Perangkat fotografi lain yang bisa digunakan pada flash adalah reflector. Tipe reflektor yang beredar di pasaran juga beragam. Reflektor ini biasanya berupa obyek bewarna putih (kartu, kertas atau plastik) yang berfungsi untuk memantulkan cahaya flash agar jangkauan cahaya lebih tersebar di dalam ruangan, dan tentu juga agar kekuatan cahaya flash bisa berkurang.

    DiffuseIt Vari-Angle Flash Reflector

    Sekali lagi reflektor bisa berfungsi untuk mengelimanasi cahaya langsung yang mengarah ke subyek foto, mengurangi cahaya dan bayangan kuat. Jika Sobat berencana membuat sendiri reflector tersebut, pastikan membuatnya dengan menggunakan bahan bewarna putih atau tidak bewarna, jika tidak maka cahaya flash akan memiliki warna sesuai dengan warna reflektor buatan kalian.

    UMBRELLA REFLECTORS

    Perangkat fotografi yang terakhir ini sering digunakan oleh para profesional ketika menggunakan flash mereka. Fungsinya tentu untuk memantulkan atau merefleksikan cahaya flash ke subyek foto dengan jangkauan area yang luas.

    Flash di Siang Hari? Kenapa Tidak!

    Flash di Siang Hari? Kenapa Tidak!

    Teknik Fotografi - Mungkin akan terdengar aneh ketika melihat seorang fotografer menyalakan flashnya di siang bolong dan berada di luar ruangan, tetapi faktanya salah satu waktu yang tepat untuk menyalakan flash adalah ketika Sobat berada diluar ruangan dan memotret portrait dibawah sinar matahari terang. Kita bahas lebih lanjut dibawah yuk..

    "Filled" with Silliness
     Foto By: mjmatt

    Terkadang memotret dengan flash kamera bisa memberikan hasil yang berlawanan, contohnya: Sobat akan mendapatkan foto yang bagus ketika mematikan flash didalam ruangan, dilain sisi Sobat akan mendapatkan foto hebat ketika menggunakan flash di luar ruangan (outdoor), sangat berlawanan dari apa yang kita harapkan bukan?

    Kali ini Kami akan memberikan tips fotografi yang bisa meningkatkan kualitas foto kalian dengan mengaktifkan flash ketika memotret portrait di outdoor. Cahaya flash akan menjadi penyeimbang dari sinar matahari yang menerangi subyek.

    Memang pada kenyataanya ada banyak cahaya saat memotret di siang hari apalagi di luar ruangan, tetapi permasalahannya adalah arah cahaya sering kali tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, dan juga cahaya siang hari yang cenderung keras sering kali menghilangkan detail wajah subyek, dan jika arah cahaya di belakang subyek, tentu bagian wajah menjadi gelap karena tertutup bayangan.

    Jadi sebelum memotret, Sobat harus mengenali dulu tipe atau arah datangnya cahaya. Apakah sobat akan menempatkan cahaya sebagai side-lighting? padahal bayangan akan serasa membelah wajah subyek! Apakah akan menempatkan cahaya langsung mengenai wajah subyek (front lighting) dan membuat wajah tampak lebih lembut dan kehilangan detail? Jadi bagaimana menyiasati cahaya berkarakter keras ini?

    Jawaban paling tepat dari pertanyaan diatas adalah, bawahlah subyek ke sebuah naungan atau teduhan  yang lumayan luas, dibawah pohon dengan background minimalis bisa menjadi tempat yang pas. Nyalakan Flash kamera kalian, pada kamera biasanya ada tombol berbentuk petir. Coba cari fitur bernama fill-flash atau Manual (baca buku manual kamera).

    Jangan memotret terlalu dekat dengan subyek, atau setidaknya Sobat berjarak 8 kaki. Atau jika ingin memastikan, lakukan beberapa eksperimen, karena jika Sobat memotret terlalu dekat maka subyek foto kalian akan blow-out, dilain sisi jika terlalu jauh maka cahaya flash tidak akan mencapai subyek foto.

    Sekarang cobalah memotret, cahaya flash yang keluar dari kamera akan menyeimbangkan cahaya yang ada di belakang subyek, dan memberikan pencahayaan yang pas di area wajah. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Sobat gunakan saat memotret menggunakan teknik fill-flash.
    1. Naikkan pengaturan ISO (contoh: dari 100 ke 200) untuk memperlebar dampak flash ke subyek.
    2. Gunakan external flash jika kamera Sobat memungkinkan.
    3. Gunakan fitur Flash Exposure Compensation untuk menaikkan atau mengurangi kekuatan cahaya flash.
    4. Bawa selalu baterai cadangan, karena teknik fill flash ini sering kali menguras baterai kamera jika Sobat menggunakan flash built-in.

    Selamat Mencoba.. :)

    Cara Membuat Foto Yang "Tidak Terfokus"

    Cara Membuat Foto Yang "Tidak Terfokus"


    Teknik Fotografi - Foto yang tajam dengan detail foto yang bagus merupakan sesuatu yang kebanyakan fotografer jadikan tujuan dalam memotret, tetapi membuat subyek utama atau bahkan keseluruhan foto secara sengaja tidak fokus bisa menciptakan foto dengan kesan fantasi yang menarik perhatian.

    lost in narrow paths...

    Pada dasarnya ada Dua strategi yang bisa Sobat lakukan jika ingin menciptakan foto-foto yang tidak terfokus.

    1. Sobat bisa memilih untuk memfokuskan ke obyek yang terlihat tidak penting dalam foto. Lakukan hal ini dengan memilih aperture lebar yang akan memberikan Depth Of Field atau ruang tajam yang sempit dan fokuskan ke satu elemen yang ada di depan atau belakang subyek utama.
    2. Opsi lain yang bisa dilakukan adalah dengan membuat seluruh area foto tidak terfokus tetapi tetap memilih elemen yang ada di depan subyek untuk terfokus dengan baik. Penggunaan Aperture lebar akan sangat membantu kalian, dan Sobat mungkin butuh untuk menggunakan pengaturan fokus manual atau jika tidak kamera akan dengan otomatis mencari fokus secara otomatis.
    Pilihan kedua sepertinya akan membutuhkan sedikit uji coba. Mengambil terlalu tidak terfokus akan menyebabkan subyek sulit untuk dikenali. Kuncinya adalah memberikan cukup fokus pada subyek agar tetapi dikenali dari bentuk serta warna, tetapi cukup tidak terfokus untuk memberikan suasana 'fantasi'

    Unfocus

    just sitting...

    why focus VI

    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...